Tuesday, July 21, 2020

TUHAN, KUTITIP SURAT INI UNTUK MAMA.



Hai Ma, apa kabarmu hari ini?
Masih ingatkah dirimu, persis di tanggal 21, bulan ini juga, tepat 3 tahun yang lalu?
Ketika jam 2 dini hari, kita masih bercengkrama, sambil ngemil jelly rasa melon?

 

Saat itu engkau masih memintaku, menyuapimu dengan 2-3 suap jelly melon sebelum tidur.

Ingatkah dirimu, saat kupaksa, lebih banyak lagi melahap agar-agar itu?

Itu dikarenakan buruknya selera makan malammu, yang cuma 2 sendok. Sangat sedikit menurutku.


Berbeda dengan kebiasaan dirimu, yang walau tak banyak, paling tidak, 5 sendok makan itu pasti, lahap kau nikmati.


Ingatkah juga dirimu, setelah itu? Saat kau menyuruhku untuk pergi tidur, karena malam hampir habis dan sebentar lagi, pagi menjelang.

Masih melekat jugakan diingatanmu, Ma?

Ketika setelah itu, akupun pamit seraya mengecup keningmu, sebelum akhirnya kurebahkan tubuhku di tempat tidurku yang berada persis disisi tempat tidurmu. Seraya tak lupa mengucapkan, "good night and see you tomorrow!"

Seperti biasanya, yang dirimu dan almarhum papa contohkan, sejak kami kecil, setiap malam, sebelum tidur.

Ingatkah dirimu, Ma?

Belum tiga jam aku tertidur, entah apa yang  tiba-tiba membangunkanku, sekilas kulihat tabung oksigenmu seperti biasa, hanya memastikan semua, sudah seperti yang seharusnya.

Seketika itu juga kulihat, engkau "pulas" sekali dalam tidurmu hari ini. Selang oksigen pun, terpasang rapih dihidungmu, tidak kulihat rasa sesak ataupun gelisah, justru wajahmu terlihat nyaman sewaktu kupandang.

Tidak seperti yang terjadi beberapa hari terakhir ini, setelah engkau keluar dari rumah sakit. Nikmat sekali, bathinku saat itu.

Lalu, ingatkah dirimu Ma?

Ketika aku dengan sengaja memanggil namamu untuk sarapan, walau sesungguhnya, aku sudah menyadari engkau tidak bereaksi sama sekali, ketika kurapihkan letak oksigenmu.

Bahkan dengan bunyi-bunyian yang sengaja kutimbulkan, sejak awal kuterbangun dari tidurku. Lalu dengan bantuan yang sudah kuupayakan sebisaku saat itu.

Atau mungkinkah, hatiku saja yang belum siap menerima?

Bisakah kau bayangkan, apa yang kurasa pada saat itu, Ma?!

Tahukah dirimu apa yang terjadi padaku, setelah itu?

Banyak sekali cerita, yang ingin kubagi denganmu.


Bisakah kau ingatkan kembali padaku, Ma? Tak ada yang dapat kuingat, selain wajah dan harum tubuhmu dikala tidur "pulasmu" waktu itu.

Aroma harum tubuhmu seperti harumnya bedak bayi favoritku, padahal aku tak memakaikan apapun padamu saat itu, tidak juga dengan sehari sebelumnya.

Lalu wajahmu itu, Ma. Masih tergambar jelas dibenakku, hingga saat ini. Layaknya ekspresi seorang bayi, bersih dan tenang dalam tidurnya. Nyaman sekali, seolah tak ada kesan sakit sedikitpun.

Apalagi jika mengingat, bahwa sebelumnya dirimu adalah seorang penderita stroke, yang sangat tangguh, menjalani versi hidup mandirimu dengan banyak keterbatasan. Selama lebih dari 8 tahun terakhir ini.

Itu semua, seakan tak berbekas sama sekali. Saat kutatap lekat wajahmu, didalam tidurmu kali ini.


Namun detail istimewa yang tak akan pernah kulupa, sepanjang sisa hidupku. Saat doa dan janji, sempat kubisikkan lirih di telingamu, Ma.

Aku sedikit takut, tak dapat mengatakannya padamu, saat kita masih berduaan saja.Sebelum, banyak orang ramai berdatangan. Kau juga ingat itu'kan, Ma?

Dan tahukah dirimu, Ma?

Kenyataannya, setelah kepergianmu hingga hari ini, tiada satu hariku pun terlewat, tanpa mengingatmu. Termasuk dengan janji-ku, untuk tetap baik-baik saja, walau harus tanpamu, disisiku.

Hai Ma, apa kabarmu hari ini?

Pastinya kau sudah tahu, kami belum bisa mengunjungimu, disebabkan kondisi pandemi, yang terjadi sekarang ini.Namun, kau pun pasti, dan selalu paling mengerti, jika doa-doa kami, sudah lebih dulu, menyapamu, sebelum tiba langkah kaki anakmu ini.


Hard to say, "Good Bye!"

Just, "See you in Heaven."



Miss you so badly


Wednesday, July 8, 2020

EDITOR ABAL- ABAL

Tuntutan tugas dari grup WA, "Nulis dan Ngeblog itu Asyik" kali ini, mengharuskan para anggotanya, mengoreksi tulisan teman yang sudah ditentukan oleh kak Irai. Sekaligus menyertakan contoh hasil revisi versi kita.

Semakin menarik dan menantang tugas yang diberikan, bukan? Dan sekaligus semakin deg-deg an! 
Sepertinya sudah menjadi kelebihan beliau untuk "part" yang satu ini, harus kuakui! Upss,, hahaha ...

Pada kesempatan kali ini, aku tersanjung ditugaskan oleh kak Irai untuk mengoreksi tulisan mbak Ardhiana Dinara yang berjudul Sekilas tentang Buku Cerdas Berkarya, seorang blogger sekaligus penulis buku berjudul, Belajar Menyimak dengan Lagu Anak. 

"Wow, seorang penulis buku! Lalu, aku ini siapa? Duh, kak Irai, sungguh kerennya dirimu, mengajak jogging sehat, jantungku. Terima Kasih!" 

Baiklah, mari kita lihat, apa yang mampu kulakukan, demi menghindar ditendang keluar dari grup menulis tercinta ini. Dan semoga mbak Ardhiana Dinara tidak ketularan mumet dengan koreksi editor abal-abal ini.

Sebagai acuan pembaca, kutipan naskah asli akan kutampilkan lebih dulu, dengan bentuk font miring.
Dan hasil koreksiku, dengan bentuk font standart.

Kutipan paragraf pertama dari naskah asli, Sekilas tentang Buku Cerdas Berkarya,

Selama masa pandemi ini, aku berusaha untuk mengisi waktu luang dengan mengikuti beberapa pelatihan kepenulisan. Salah satu buku yang ku baca adalah buku Cerdas Berkarya karangan ibu Istiqomah Almaky. Di buku ini banyak dituliskan panduan panduan kepenulisan dari bagaimana cara kita menulis karya ilmiah, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan juga Best Practise. 

Sedikit saja revisiku untuk paragraf pertama ini,

Selama masa pandemi ini, aku berusaha untuk mengisi waktu luang dengan mengikuti beberapa pelatihan kepenulisan. Salah satu buku yang kubaca adalah buku Cerdas Berkarya karangan ibu Istiqomah Almaky. Di buku ini banyak dijelaskan panduan kepenulisan.
Dimulai dari Bagaimana Cara kita Menulis Sebuah Karya Imiah, lalu Penelitian Tindakan Kelas, hingga Penelitian Tindakan Sekolah, termasuk Best Practise. 

Lalu, kita masuk ke paragraf kedua, menyalin dari Sekilas tentang Buku Cerdas Berkarya,

Buku setebal 197 halaman ini menjadi buku pegangan saat aku mulai mengerjakan proyek buku tunggal milikku, yang berjudul Belajar Menyimak melalui Lagu Anak. Alhamdulillah setelah melalui proses yang cukup panjang. Buku tunggalku pun sudah siap cetak. Ini mengandung promosi yaa. Buku tunggal perdana yang bisa dipesan melalui aku secara langsung 

Untuk paragraf kedua ini, revisi kubuat dengan sangat hati-hatii, bukan hanya harus menghindari pengulangan kata yang sama, mencari kata lain dengan arti yang sama, tanpa mengubah maksud penulis pun, bukan perkara mudah buatku. Termasuk dengan munculnya muatan iklan, diakhir paragraf.
Semoga tidak terlalu mengecewakan revisi berikut ini ya,

Buku setebal 197 halaman ini, sejak awal sudah menjadi pedomanku, saat mulai mengerjakan proyek buku tunggal, yang kuberi judul Belajar Menyimak melalui Lagu Anak.
Alhamdulillah, setelah melalui proses yang cukup panjang, buku tunggalku pun siap dicetak. 

Sedikit mengandung promosi ya, buku tunggal perdana ini, sudah dapat dipesan dengan menghubungiku secara.langsung.

Kita tiba di salinan paragraf ketiga, sekaligus paragraf terakhir dari naskah Sekilas tentang Buku Cerdas Berkarya,

Buku Cerdas Berkarya ini sangat mudah dipahami. Setiap penjelasan diberikan contoh sehingga pembaca bisa langsung menerapkan ilmu yang didapatkan secara langsung. Bagi guru maupun mahasiswa yang saat ini sedang melakukan proses penelitian maupun penulisan buku teks. Bisa menggunakan buku Cerdas Berkarya ini sebagai salah satu sumber.

Tidak banyak revisiku dibagian ini,

Buku Cerdas Berkarya ini sangat mudah dipahami. Setiap penjelasan disertai dengan contoh, sehingga pembaca bisa dengan mudah menerapkan ilmu yang didapatkannya secara langsung.
Bagi guru maupun mahasiswa yang saat ini, sedang melakukan proses penelitian maupun penulisan buku teks, dapat menggunakan buku Cerdas Berkarya ini sebagai salah satu sumber referensi.

Semoga hasil revisi ini bermanfaat, menjadi ajang self-editing bagi yang membacanya, terutama bagi saya.

Terima kasih untuk keikhlasan mbak Ardhiana Dinara merelakan tulisannya dikoreksi, sebagai acuan tugasku kali ini.

Sumber lengkap berupa narasi asli, profil penulis dan buku dapat diakses melalui link dibawah ini:

https://ceritaceriadinara.blogspot.com/2020/07/sekilas-tentang-buku-cerdas-berkarya.html?m=1


Stay Healthy and Be Happy 



Sunday, July 5, 2020

RECALL MEMORIES

Mengulas hasil Blog Walking, teman sejawat, sungguh bukan hal yang mudah bagiku. Sebagai blogger pemula dengan jam terbang yang sangat minim.
Selain dibutuhkan objektifitas tinggi dalam mengulas suatu tulisan, baik itu kekurangan ataupun kelebihan, tetap harus didasari oleh ilmu serta pengalaman dalam bidang yang sama.

Jujur harus kuakui, semua hasil blog walking itu, menarik buatku. Dari lay out hingga isi muatan tulisan mereka, mengantarkan inspirasi dan motivasi tersendiri.

Namun satu postingan yang ingin ku review disini, dimana saat melihatnya, seketika itu menimbulkan efek haru, tulisan berjudul "Bread Master" dari blog "Serba Serbi Bersama Mama",  yang diposting oleh bu Willy.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada penulisnya, tampilan mobile view dengan font yang besar, untuk layar telepon selulerku yang sempit, memberi kesan, seolah-olah, aku sedang tersendat membaca postingan tersebut. Selain perihal jarak spasi setelah titik, setiap memulai kalimat baru.

Namun dampak besar dari postingan bu Willy ini juga, seakan membuatku dihempas mundur, masuk kembali ke rutinitas, dimasa kecilku dulu.
Membangkitkan kenangan haru, hanya dengan melihat foto roti dalam postingan tersebut.

Postingan yang mengingatkanku kembali, bahwa setiap sore, diusia remajaku dulu, ada ritual wajib kami, anggota keluarga didalam rumah, untuk minum teh bersama, ditemani roti homemade buatan Oma. Obrolan ringan hingga canda, ataupun sekedar bercerita, mengenai aktifitas kami masing-masing dihari itu.

Kenangan lama yang sekejap kembali hadir layaknya film didalam benakku, dimulai dari awal saat oma menyiapkan bahan roti lalu mencampurnya.
Proses membanting adonan roti dengan tangan rentanya sendiri, mendiamkan adonan tersebut beberapa saat, dengan ditutup serbet kotak-kotak khas jadul, hingga harum kayu manis, yang menyeruak keluar dari oven sederhana, diatas kompor minyak tanah, hingga tercium oleh kami yang ada dirumah saat itu. Pertanda roti hampir siap untuk dihidangkan.

Memori lama yang kudapat dari dalam Omah inilah, yang ingin kuangkat dan suguhkan kembali, melalui tugas menulisku kali ini, berbasis data dari postingan blog bu Willy.
Bukan sebatas proses Cooking or Writing saja, yang kutemukan dari tulisan tersebut, lebih dari itu, terselip kembali memori kecil dengan value yang besar didalamnya.

Akupun yakin!
Bahwa, banyak hal dari setiap postingan yang bisa kujadikan contoh.
Dan, banyak value yang bisa kuserap, dari setiap contoh yang kubaca.

"Terima Kasih untuk recall memory-nya, bu Willy. Tetap sehat dan berkarya!" 🙏

Silahkan yang kepo dengan profile dan isi blog bu Willy, langsung akses alamat blog dibawah ini ya:
https://williceria.blogspot.com/2020/07/bread-master.html?m=1

Semangat dalam Karya

🙏🙏

#tugas2

TABIR NURAINI

image from Google Sudah dua purnama di Kampung ini terlihat lengang. Angin yang meniup daun pohon-pohon bambu, jelas terdengar. Wak Samad me...